Tuesday, March 29, 2011

Extra Cash From Your Website

Selamat datang di program afiliasi kami.

Gunakan menu di sebelah kiri untuk menavigasi melalui panel.
The Banner menu berisi spanduk dan alat lainnya untuk membantu Anda dalam promosi.
Dalam Cepat Statistik dan Komisi menunjukkan lalu lintas yang dikirim oleh Anda, komisi Anda mendapatkan dan seterusnya.

Apa yang harus dilakukan terlebih dahulu:

1. Klik pada " Banner tombol "(di sebelah kiri) dan memilih dari berbagai banner, link teks, review dan bahan promosi lainnya.

2. Klik tombol " Dapatkan kode banner "untuk mendapatkan kode HTML dari banner yang dipilih.

3. Paste kode HTML ke situs web atau blog Anda.

4. Tempat ini banner / link ke halaman sebanyak yang Anda inginkan, untuk meningkatkan pendapatan Anda.


Jika Anda tidak memiliki website anda bisa melihat bagaimana cara membuat blog di pertanyaan umum kami dan jawaban .

Anda juga dapat mempromosikan produk kami dengan mengirim email ke teman dan mitra.

Setiap afiliasi dilengkapi dengan link afiliasi Umum pada saat pendaftaran.
Link Anda adalah: http://bux4ad.com/_d4072708.htm

Link ini memiliki id afiliasi unik Anda. Ketika pelanggan mengklik pada link anda server kami tahu siapa yang afiliasi ini berada.

Anda butuhkan adalah deskripsi tempat ke dalam email Anda dan link ini. Sesuatu seperti ini:

Teman saya, saya menemukan sebuah website untuk membuat uang secara online besar.
Ada alamat: http://bux4ad.com/_d4072708.htm

Kirim email dengan teks ini ke teman Anda dan mendapatkan uang dari setiap klik.

Friday, March 4, 2011

KISAH PERJUANGAN MANUSIA dan IBLIS

Berkata Iblis: “Aku sekali-kali tidak akan sujud kepada manusia yang Engkau telah menciptakannya dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.”

(Q.S. Al-Hijr [15]: 33).

Tiada permusuhan yang abadi di dunia ini kecuali permusuhan antara anak Adam dan Iblis. Permusuhan ini dimulai pada suatu masa ketika Adam as diciptakan. Lalu Allah menempatkannya di surga yang penuh dengan kenikmatan bersama Hawa. Penciptaan manusia ini menuai protes dari kalangan para malaikat. “Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, ‘Aku hendak menjadikan khalifah di muka bumi’. Mereka berkata, ‘apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih dan menyucikan namaMu?’ Dia berfirman, ‘sungguh Aku mengetahui apa yang tidak engkau ketahui’” (Q.S. Al-Baqarah [2]: 30). Akhirnya dengan segala ketundukannya, para malaikat mengakui kebenaran keputusan Allah SWT tersebut.

Untuk menunjukan tepatnya keputusan tersebut, Allah mengajarkan pada Adam nama-nama benda serta rahasia alam semesta yang tidak diajarkan pada para malaikat. Karena kecerdasan yang diberikan oleh Allah, nama-nama benda tersebut dapat diucapkan oleh Adam dengan sangat baik. Sesuatu yang tidak mampu dilakukan oleh para malaikat yang diciptakan oleh Allah dari cahaya. Hal ini menjadikan Adam sangat istimewa.

Atas keistimewaan tersebut, Allah SWT memerintahkan pada malaikat dan jin bersujud pada Adam. Malaikat melakukannya dengan penuh ketaatan, kecuali Iblis. Ia menolak karena ia merasa lebih baik dibandingkan dengan Adam. Iblis berpikir bagaimana mungkin dia bersujud pada Adam yang diciptakan dari tanah hitam yang bau busuk, sedangkan dia diciptakan oleh Allah SWT dari api yang lebih mulia (Q.S. Al Hijir [15] ayat 32-33).

Konon, sebelum Adam diciptakan, Iblis memiliki derajat yang sangat tinggi, behkan melebihi derajat malaikat. Ia pun kadang disebut sebagai pemuka para malaikat. Boleh jadi Iblis dengki kehadiran Adam mengganggu eksistensi dirinya. Dari sinilah permulaan permusuhan Iblis dan Adam yang mencapai puncak ketika Allah menyuruhnya bersujud kepada Adam. Dengan segala daya dan upaya, Iblis berusaha menggelincirkan Adam hingga merekapun sama-sama terusir dari surga.

Meskipun telah sama-sama diusir, Iblis tetap bertekad menggelincirkan manusia agar tidak patuh kepada Allah hingga kiamat tiba. Lalu bagaimakah cara Iblis menggelincirkan manusia?.

Ikuti salah satu kisahnya berikut ini. Saat terjadi banjir besar, Allah memerintahkan pada nabi Nuh untuk naik ke kapal yang telah dibuatnya beserta para pengikut setia dan hewan-hewan yang berpasangan. Tiba-tiba ia melihat seorang lelaki tua yang tidak dikenal. “Untuk apa kamu naik kapal ini?”, tanya Nuh.

Aku berada disini untuk memengaruhi para pengikutmu agar hati mereka bersamaku, sementara tubuhnya bersamamu. Nuh berkata, “keluarlah kamu dari kapal ini, kamu adalah makhluk terlaknat!”

Iblis pun berkata, “baiklah Nuh, aku akan turun, tapi aku ingin berkata sesuatu padamu wahai Nuh. Ada lima hal yang perlu kau ketahui, namun aku akan memberitahukanmu tiga saja, dan yang dua aku rahasiakan.” Lalu Allah mewahyukan pada Nuh untuk meminta yang dua yang dirahasiakan tersebut. “Apa yang dua itu hai Iblis?” Dua hal yang membinasakan manusia adalah keinginan yang berlebihan (nafsu berlebihan) dan kedengkian-nya. Karena keinginan yang berlebihan tersebutlah Adam dan Hawa diusir dari surga dan karena kedengkian-lah Aku terusir pula dari surga (HR. Abu Daud).

Kisah di atas merupakan pengakuan iblis sendiri tentang “senjata” yang akan digunakannya untuk menjerumuskan manusia ke dalam neraka. Iblis akan berusaha sekuat tenaga dengan cara apapun untuk menjerumuskan manusia. Iblis sudah jelas akan masuk neraka dan tentu saja dia akan mencari teman sebanyak-banyaknya untuk bersama-sama menderita di neraka nanti. Dalam hal ini tentu saja kita akan berkata “tidak mau!”

Iblis dapat menggelincirkan manusia dengan mengajak pada keburukan dan secara tidak langsung juga dengan modus lain, terlebih dahulu mengajak pada kebaikan dan selanjutnya kita diseret untuk berbuat buruk. Kita mungkin sebelum menjadi pejabat berjanji “tidak mau” melakukan korupsi apabila nanti menjadi pejabat. Ini adalah itikad baik, namun hati-hatilah, karena dengan itu akan banyak modus dan cara yang dapat diperbuat oleh iblis untuk merusak komitmen dan janji yang telah dimiliki oleh manusia. Hal ini merupakan suatu kenikmatan yang sebenarnya mematikan (membinasakan) kita. Seseorang yang melakukan penyelewengan atau diajak menyelewengkan uang mungkin pada awalnya merasa sangat bersalah dan tidak tenang. Namun karena daya tarik uang yang mendatangkan ‘kenikmatan’ itu, maka hati nurani menjadi “kebal” dan “buta.” Hal ini pula yang membuat orang mati hatinya.

Segala perbuatan buruk yang dilakukan pada awalnya memang tidak pernah menjanjikan sesuatu yang buruk. Si Iblis tentu tidak akan pernah membukakan akibat dari sesuatu perbuatan ketika dia sedang membujuk seseorang untuk berbuat jahat. Namun, ketika akibat perbuatan tersebut menimpa, maka iblis pun pergi meninggalkannya untuk mencari mangsa lain.

Hedonisme dan Materialisme

Secara kasat mata dapat kita saksikan bahwa dunia saat ini lebih menjanjikan hal-hal yang bersifat hedonistik, yang mengajarkan seseorang untuk mencari kenikmatan demi kenikmatan fisikal saja. Dunia telah mengarah pula pada paham materialisme yang mengajak manusia untuk mencari harta dan kemakmuran sebanyak-banyaknya. Semua ini bertolak belakang dengan ajaran-ajaran agama yang terus-menerus mengumandangkan kebenaran, keadilan, moralitas, dan belas kasih.

Fenomena ini dapat dipicu oleh acara-acara televisi yang mengumbar kesenangan dan kenikmatan hidup. Acara seperti ini perlahan-lahan dapat memengaruhi dan akhirnya mengubah nilai dan pola piker seseorang. Seseorang yang sering menonton TV dan tidak kuat pondasi agamanya, maka ia akan jatuh perlahan-lahan secara mental, ruhani, maupun fisik.

Persaingan karir dan pekerjaan yang semakin ketat dalam lingkungan bisnis yang tidak pasti juga membuat seseorang cenderung untuk hidup dalam kompetisi mengejar materi. Islam sebenarnya lebih banyak mengajarkan kehidupan yang kooperatif ketimbang kompetitif. Kehidupan yang saling tolong menolong dan saling melengkapi, bukan saling menjatuhkan. Kehidupan yang kompetitif juga cenderung membawa pada sifat dengki, yakni sifat tidak puas terhadap kemenangan ataupun kebaikan yang dimiliki orang lain. Maka yang timbul adalah mengambil cara yang tidak baik untuk menjatuhkan lawan. Layaknya Adam dan Iblis.

Sekali lagi, Adam dan Hawa diusir dari surga karena keinginannya yang berlebihan, dan Iblis diusir pula dari surga karena kedengkiannya. Yang namanya diusir tidak ada yang enak. Apakah kita mau diusir oleh Allah SWT dari bumi ini, mencari tempat yang bukan milik Allah? Tentu tidak mungkin. Maka tentu saja kita harus mempersiapkan diri berbuat dan berusaha memberikan persembahan yang terbaik kepada Allah SWT. Semua persembahan itu hanyalah demi kebaikan kita, bukan untuk Allah, sebab Allah tidak butuh kebaikan dari siapapun. Namun kitalah yang butuh kepada Allah.

Cerita singkat berikut semoga bermakna bagi Anda (dikutip dari buku Setengah Isi Setengah Kosong, 2006). Seorang tukang kayu bermaksud pensiun dini dari perusahaannya. Walaupun ia harus kehilangan uang bulanan, namun tekadnya sudah bulat. Ia sudah lelah bekerja dan umurnya sudah tua. Dia pun mengajukannya pada pimpinannya. Dengan alasan yang meyakinkan, sang pimpinan pun mengabulkannya namun dengan satu permintaan. Perusahaan mengharapkan tukang kayu tersebut membuatkan satu rumah untuk pengabdian terahirnya pada perusahaan. Tukang kayu menyetujuinya.

Sebenarnya dalam hati kecilnya ia berpikir bahwa perusahaan tidak mau rugi, bahkan saat-saat terakhirpun ia masih diperkerjakan. Hatinya pun tidak sepenuhnya tercurah pada pekerjaan tersebut. Ia pun mulai membuat rumah tersebut dengan bahan yang disediakan perusahaan seadanya dan ogah-ogahan. Alhasil, rumah pun jadi dengan hasil yang tidak optimal. Ia mengakhiri karirnya dengan prestasi yang tidak maksimal.

Ketika pemilik perusahaan datang melihat rumah tersebut. Sang tukang kayu menyerahkan kunci rumah yang telah dibuatnya. Pemilik perusahaan pun mengucapkan terima kasih. Seraya menyalami sang tukang kayu, pemilik perusahaan menyerahkan kembali kunci rumah tersebut pada si tukang kayu, “Ambillah, pakailah rumah ini untuk hari tuamu sebagai ungkapan terima kasih atas dedikasi dan loyalitasmu pada perusahaan.”

Betapa terkejutnya si tukang kayu, malu dan menyesal dirasakannya sewaktu menerima kunci rumah tersebut. Seandainya ia tahu bahwa rumah tersebut akan diberikan padanya, ia tentu akan bekerja dengan sungguh-sungguh.

Layaknya kisah tersebut, kitapun nantinya oleh Allah SWT akan diberikan rumah yang paling bagus di surga apabila kita membangun rumah kita di akhirat nanti dengan berusaha dan mengabdi sungguh-sungguh kepada Allah SWT. Mudah-mudahan kita semua mati dalam keadaan bersungguh-sungguh mematuhi perintah Allah. Amin.

Wallahu a’lam

Tuesday, March 1, 2011

DUA SISI BERBEDA (dalam hidup)

Malam dan kedamaian
Tenggelam oleh judi kehidupan
Sebagian terbuai mimpi misteri memabukkan

Sayap-sayap gila berdansa mengganggu semesta
Berpesta pora dengan bebas dan merdeka
tak perduli mengukir sejarah di tempat terhina
tak pernah berhenti mencipta dilema

Dan sisi kehidupan yang terabaikan
Bersama seri yang tak lagi nyata
Asik dan lirih terdengar bertasbih
Dalam bebas tanpa kebebasan
Dengan bibir yang bergetar tajam
Ditemani seribu bisu buah kealfaan

Rasa dingin dan kabut di definisikan
Sebagai penyatuan diri bersama alam
Meski sungguh bukan kenyataan
Lebih kepada alasan dan pembenaran

SYAIR-SYAIR KEHIDUPAN

Dahulu jiwa tercipta tidak ada yang percaya
Bahwa jiwa akan berbuat aniaya terhadap sesama
Atas kasih sayang jiwa menjadi mulia
Semesta sujud berikan penghormatan

Jiwa turun kedunia karena wanita
Karena wanita jiwa mengerti arti bahagia
Wanita dicipta untuk jiwa agar memahami arti cinta
Dgn cinta jiwa mengerti bahwa jiwa adalah seorang hamba

Cinta bukan memiliki akan tetapi hanya ingin dimiliki
Biarlah cinta yang membawa jiwa kepada pemiliknya
Hanya Tulus dan Ikhlas yang membuat cinta itu bermakna
Karena Cinta telah cukup untuk cinta

Yang Maha Esa Mencipta alam semesta
Yang Maha Esa Mencipta manusia bukan dengan sia-sia
Tetapi hanya ingin menunjukkan apa itu bahagia
Agar manusia mengerti bahwa ia adalah seorang hamba yang memiliki Raja

Manusia turun kebumi untuk diuji
Untuk menjadi manusia sejati
Muliakan hati untuk mendapatkan derajat tertinggi
Menjadi kekasih yang dikasihi dan diberkati

Apakah Dunia tak seindah rupanya
Menipu dan memperdaya selama hidupnya?
Dunia ini telah menenggelamkan manusia, begitu kejamkah dunia ?
Sesungguhnya dunia dicipta untuk melayani dan dilayani, akan tetapi manusia sendiri yang tak tau diri,Egois bahwa manusia paling sempurna.

Bencana alam terjadi bukan karena usia dunia yang sudah tua
Tetapi manusia yang berbuat semena - mena terhadapnya
hanya ingin dilayani tetapi tidak ingin melayani
bencana tercipta karena manusia lupa hingga Yang Maha Murka

Hanya jiwa yang mengerti jiwanya
Hanya Jiwa yang sadar dapat mengerti jiwanya
Bahwa jiwa tidak selamanya didunia
Bahwa usia telah berkurang dalam dunianya

Jiwa tercipta untuk menjadi bahagia dan merdeka
Jiwa merdeka, hanya ikhlas yang ada
Saat Yang Maha berkata Inilah saatnya engkau kembali
Jiwa Pasrah dan rela hanya terucap kata
"LAILLAHA ILLAALLAAHU WALAQUWWATA ILLA BILLAH"
Amin.........................


Assalamualaikum ucap jiwa dalam hati
Jiwa Panjatkan doa sekedar berharap kepada ilahi
Mengetuk pintu sebagai tamu
Berharap diterima sebagai tamu yang diharapkan.

Oh, Pantaskah aku bertamu dengan ini?
Tanpa busana kebanggaan yang melekat pada diri
Akankah jiwa dihormati dan tidak dipandang setengah hati
Kukatakan padamu bahwa tuanku seorang pemurah hati.

Kemewahan tidak membuat jiwa mulia
Tanpa busana pun manusia bisa menjadi mulia
Bukankah jiwa datang tanpa harta?
Dan tahukah kamu harta apa yang paling mulia?

Sang Maha mewariskan Surga dan neraka
Bagi Hamba Yang bertaqwa dan durhaka
Puja dan Puji Bagi sang Maha
Engkau adalah Keadilan ilahi

Engkau cipta sang kaya dan kaum papa
Agar mereka bisa memberi dan menerima
Perbedaan yang berarti sama
Bahwa mereka sebenarnya tiada memiliki apa-apa

Benakku bertanya? Kenapa jiwa harus tercipta?
Kenapa jiwa tercipta kalau hanya untuk tiada?
Yang Maha berkata tidaklah kucipta semua ini dengan sia-sia
Apa maksud ini semua?
Semua jiwa pasti bertanya, siapakah aku yang sebenarnya?
Kenapa aku berada, dan kenapa aku harus tiada?

Tidakkah jiwa berpikir kenapa jiwa datang kedunia?
Pernahkah jiwa mendengar Yang Maha berkata
"KUCIPTAKAN JIN DAN MANUSIA HANYA UNTUK MENYEMBAH KEPADAKU"
Ku katakan kebenaran sejati, Ku katakan tujuan hidup sejati
Bahwa manusia hanya dicipta untuk menyembah kepada Sang Maha

bimbang

hari ini pikiran kacau,,ruwet,,ga ada gairah,,ga tau nih pokoknya serba ga menentu,,,ya Alloh tolong tunjukkan jaln yg mana yg mesti aku tempuh,,,,,,,,,

Saturday, February 26, 2011

Hidup di Dunia Hanya Sementara

Manusia tinggal di dunia hanya untuk waktu yang singkat. Di sini, ia akan diuji, dilatih, kemudian meninggalkan dunia menuju kehidupan akhirat di mana ia akan tinggal selamanya. Harta benda serta kesenangan di dunia, walaupun diciptakan serupa dengan yang ada di akhirat, sebenarnya memiliki banyak kekurangan dan kelemahan karena harta benda dan kesenangan tersebut ditujukan hanya agar manusia mengingat hari akhirat.

Akan tetapi, orang yang ingkar tidak akan mampu memahami kenyataan ini sehingga mereka berperilaku seakan-akan segala sesuatu di dunia ini miliknya. Hal ini memperdaya mereka karena semua kesenangan di dunia ini bersifat sementara dan tidak sempurna, tidak mampu memuaskan manusia yang diciptakan untuk keindahan kesempurnaan abadi, yaitu Allah. Allah menjelaskan betapa dunia merupakan tempat sementara yang penuh dengan kekurangan,

“Ketahuilah bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.�? (al-Hadiid: 20)

Seperti yang tertulis dalam Al-Qur`an, orang-orang musyrik hidup hanya untuk beberapa tujuan, seperti kekayaan, anak-anak, dan berbangga-bangga di antara mereka. Dalam ayat lain, dijelaskan tentang hal-hal yang melenakan di dunia,

“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allahlah tempat kembali yang baik (surga). Katakanlah, ‘Inginkah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian itu?' Untuk orang-orang yang bertaqwa (kepada Allah), pada sisi Tuhan mereka ada surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya. Dan (mereka dikaruniai) istri-istri yang disucikan serta keridhaan Allah. Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya.�? (Ali Imran: 14-15)

Sebenarnya, kehidupan di dunia tidak sempurna dan tidak berharga dibandingkan kehidupan abadi di akhirat. Untuk menggambarkan hal ini, dalam bahasa Arab, dunia mempunyai konotasi “tempat yang sempit, gaduh dan kotor�?. Manusia menganggap usia 60-70 tahun di dunia sangat panjang dan memuaskan. Akan tetapi, tiba-tiba kematian datang dan semua terkubur di liang lahad. Sebenarnya, ketika kematian mendekat, baru disadari betapa singkatnya waktu di dunia. Pada hari dibangkitkan, Allah akan bertanya kepada manusia.

“Allah bertanya, ‘Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?' Mereka menjawab, ‘Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung.' Allah berfirman, ‘Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui.' Maka apakah kamu mengira bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?�? ( al-Mu'minuun: 112-115)

Mengabaikan Allah dan tidak mengacuhkan kehidupan akhirat, sepanjang hidup mengejar keserakahan dunia, berarti hukuman abadi di dalam api neraka. Orang-orang yang berada di jalan ini digambarkan Al-Qur`an sebagai “orang-orang yang membeli kehidupan dunia dengan (kehidupan) akhirat�? . Bagi mereka, Allah memutuskan, “Maka tidak akan diringankan siksa mereka dan mereka tidak akan ditolong.�? (al-Baqarah: 86)

“Sesungguhnya, orang-orang yang tidak mengharapkan (tidak percaya akan) pertemuan dengan Kami, dan merasa puas dengan kehidupan dunia serta merasa tenteram dengan kehidupan itu dan orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami, mereka itu tempatnya ialah neraka, disebabkan apa yang selalu mereka kerjakan.�? (Yunus: 7-8)


Bagi mereka yang lupa bahwa dunia merupakan tempat sementara dan mereka yang tidak memperhatikan ayat-ayat Allah, tetapi merasa puas dengan permainan dunia dan kesenangan hidup, menganggap memiliki diri mereka sendiri, serta menuhankan diri sendiri, Allah akan memberikan hukuman yang berat. Al-Qur`an menggambarkan keadaan orang yang demikian,

“Adapun orang yang melampaui batas, dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggal(nya).�? (an-Naazi'aat: 37-39)

Semoga bisa menambah wawasan .. dan menyegarkan ingatan kita kembali .. tentang pentingnya mempersiapkan bekal untuk perjalanan hidup yang selanjutnya..

Tentang Hidup

“Laa Yu’minuu ahadukum hatta yakuunu hawaahu
tab’an lima ji’tu bihi”.

(“Tidak beriman seorang diantara kamu sebelum hawa nafsunya tunduk kepada apa yang aku bawa dengannya (Al-Qur’an) & (As-sunnah”). (Alhadits)


I. PENGERTIAN HIDUP :

1. Hidup adalah tahapan perjalanan/ terminal 2/28

2. Hidup adalah Ujian 21/35

3. Hidup adalah pertanggungan jawab 75/36


II. HIDUP ANDA DIBENTUK OLEH PIKIRAN ANDA 9/98-99


III. MAKSUD DAN TUJUAN HIDUP.

Setiap orang, sekali waktu dalam kehidupan ini, pasti pernah mempertanyakan dalam dirinya tentang dari mana ia berasal, akan kemana, dan apa tujuan sebenarnya dari kehidupan ini. Oleh sebab itu satu-satunya cara adalah mengubah pola pikir manusia itu sendiri dengan memberikan penjelasan tentang pemikiran yang menyeluruh tentang alam semesta, manusia dan kehidupan (di dunia dan akhirat). Penjelasan ini hanya di dapat didalam Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia.

Pada saat Alloh menciptakan manusia, Ia tidak pernah meminta pendapat kita, apa perlu penciptaan itu atau tidak. Artinya Alloh Maha Berkehendak. Dia telah memiliki tujuan yang mutlak berkenaan dengan penciptaan manusia.

Jadi, sekiranya kita yang dilahirkan ke bumi ini mencari dan menciptakan tujuan hidup sendiri, berarti kita telah mengkhianati Alloh yang menciptakan kita. Tujuan hidup yang harus dicapai manusia adalah tujuan yang telah ditetapkan Alloh. Ada nggak manusia yang usul agar dirinya diciptakan Alloh karena ia mempunyai cita-cita yang hendak dicapainya di dunia ini ? tidak ada.
Dua pokok masalah yang penting yaitu :

1. Apa yang dimaksud dengan ‘Tujuan”?

2. Apakah “Kehidupan”?

TUJUAN adalah sesuatu yang ingin dicapai manusia sesuai dengan fitrah dan keinginan-keinginan manusia.

Sedangkan KEHIDUPAN menurut pandangan Al-Qur’an :

“Dan berilah perumpamaan kepada mereka (manusia) kehidupan dunia adalah sebagai air hujan yang Kami turunkan dari langit, maka menjadi subur karenanya tumbuh-tumbuhan di muka bumi, kemudian tumbuh-tumbuhan itu menjadi kering yang diterbangkan oleh angin. Dan adalah Alloh Maha Kuasa atas segala sesuatu”. (Qs.18/45 dan 10/24).

Dari ayat-ayat tersebut diatas seolah-olah Sang Pencipta mengatakan :

“HIDUP ADALAH FENOMENA KEILAHIAN”. Kehidupan dengan aspek alamiahnya tidak bisa membawa umat manusia kepada tujuan ideal hidup di dunia ini. Mengapa demikian? Sebabnya adalah Bahwa kehidupan ini adalah sebagai sarana untuk memasuki tahap kehidupan yang abadi.

“….supaya dia (Muhammad) memberi peringatan kepada orang-orang yang hidup (hatinya) dan supaya pastilah ketetapan (azab) terhadap orang-orang kafir”. (Qs.36/70). Mereka yang siap untuk menerima pesan para Nabi dan siap pula untuk menggunakan akal dan hati nurani, mereka inilah yang akan hidup bahagia di dunia yang diciptakan Alloh ini. Firman Alloh :

“Maka hadapkanlah wajah (tujuan hidup)mu dengan hanif kepada Ad-Dien (tetaplah atas) fitrah Alloh yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu …” (Qs.30/30).

“Dan siapakah yang lebih baik Diennya daripada orang-orang yang ikhlas menyerahkan (tujuan hidup)nya kepada (tujuan) Alloh sedang ia mengerjakan kebaikan …. “ (Qs.4/125)

Tujuan hidup manusia adalah memeluk Dien yang hanif dan menyerahkan seluruh tujuan hidupnya kepada tujuan Alloh menciptakan manusia. Seluruh hidup manusia harus menyerahkan seluruh kehendaknya kepada kehendak Alloh. Itulah yang disebut kehidupan mencari ridho Alloh, sesuai dengan kehendak dan tujuan Alloh menciptakan manusia.

“Maka apakah mereka mencari Dien yang lain dari Dien Alloh, padahal kepada-Nyalah menyerahkan diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Alloh-lah mereka dikembalikan”. (Qs.3/83)

Bagi orang yang beriman tidak punya cita-cita lain dalam kehidupan di dunia kecuali hanya satu yaitu “Ridho Alloh”. Kenikmatan hidup yang paling hakiki terletak pada keridhoan Alloh dan itu adalah kebahagiaan sejati. Sabda Nabi s.a.w:

“Barangsiapa yang mencari keridhoan Alloh dengan kemurkaan manusia, pasti Alloh mencukupi kepadanya daripada keperluan kepada manusia dan barangsiapa mencari keridhoan manusia dengan kemurkaan Alloh pasti Alloh serahkan dia kepada manusia”. (HR.Tirmidzi).

Firman Alloh SWT :

“Dan diantara manusia ada yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhoan Alloh, dan Alloh Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya”. (Qs.2/207).

Kepuasan hidup bukan terletak pada bentuk dan wujud materi, tetapi kebahagiaan jiwa karena mendapat ridho Alloh. Sabda Rosululloh s.a.w. :

“Kaya itu bukanlah karena banyaknya harta, tetapi (hakekat) kaya itu adalah kaya (kepuasan) jiwa hati”. (HR.Bukhari-Muslim)

IV. BANGUNAN, SIFAT DAN CARA HIDUP MANUSIA :

Di dalam riwayat perjalanan manusia kita mengenal hidup manusia bermacam-macam. Menurut bangunan, sifat dan cara yang terdapat di dalamnya, maka hidup manusia dibagi menjadi 3 bagian :

1. HIDUP HISSI

Adalah hidup hanya untuk keperluan dirinya sendiri. Yang dikejar-kejar

ialah hanya kepentingan yang berkenaan dengan dirinya, dengan rumah tangganya. Kadang-kadang ia bergerak juga di medan umum tetapi bergeraknya itu hanyalah untuk keperluan diri, keperluan materi belaka. Orang yang demikian itu sesungguhnya memiliki sifat “Diam”. Bukan “Diam” karena ia tak kuasa berjalan, bukan pula “Diam” karena ia tak pandai bergerak. Tetapi ia disebut “Diam” karena tak pandai menjalankan hukum-hukum Alloh. Hidup yang demikian itu boleh diibaratkan hidup secara tumbuh-tumbuhan dan binatang, hidup dengan tidak sadar dan insaf akan arti dan harga hidupnya. Maka hidup inilah yang dinamakan “Hidup Hissy”, hidup hanya karena tak mati belaka.

2. HIDUP MA’NAWI

Hidup untuk menjalankan hukum-hukum Alloh tetapi belum mempunyai kesadaran yang cukup, belum memiliki keyakinan yang kuat dan teguh, dan belum mempunyai kepercayaan yang utuh. Ia mudah berubah,mudah digoyangkan dan dijatuhkan, mudah pula ia pindah haluan dan sikap, hanya karena ada sangkutan dengan salah satu kepentingan keduniaan belaka. Ia belum mempunyai pendirian yang kuat dan teguh.

3. HIDUP MA’ANNI

Hidup yang dipergunakan untuk melakukan amal kebaikan dan kebajikan yang sebanyak-banyaknya dan sesempurna-sempurnanya; amal yang timbul dari keyakinan yang kuat dan iman yang teguh. Amal yang dilakukannya hanya karena mengharapkan Rahmat dan Ridho Alloh SWT belaka. Dan tidak karena ataupun harapan yang diluarnya. Hidup sadar dan hidup insaf ini tak mudah tercapai kecuali dengan kemurahan dan karunia Alloh semata-mata. Lebih-lebih sukar lagi mencapai hidup yang demikian itu, karena si amil itu harus pandai menyatukan ketiga pendirian amal. (Isti’anah, istiqomah, istitho’ah). Orang yang duduk dalam kehidupan ma’anni itu, tak lagi mengenal sukar dan sulit, berat dan susah, takut dan was-was dan lain-lain yang boleh mencegah manusia bisa melakukan amal yang sempurna.

V. KENALI HIDUP ANDA

1. VISI HIDUP : 30/30, 4/125, 7/181

2. MISI HIDUP : 2/30

3. CITA-CITA HIDUP : 2/207

4. PEDOMAN HIDUP : 45/20

5. IDEOLOGI/FALSAFAH HIDUP : 2/208

6. TUGAS HIDUP : 51/56

7. TAULADAN HIDUP : 33/21

Muhammad Rosulullah, sebagai :

a. Manusia biasa yang digelari Al-Amin

b. Pedagang yang menjalankan bisnis

c. Suami teladan

d. Bapak/orangtua teladan

e. Panglima perang

f. Kepala Negara

g. dll

8. PIMPINAN/LOYALITAS HIDUP : 5/55, 4/59

Alloh / Al-Qur’an

Rosul / As-Sunnah

Ulil Amri / Nizhom

9. TEMAN HIDUP : 25/27-28 , 6/71-72 ,9/16

-Orang yang mau mendengar kita disaat tak ada lagi orang yang mau mendengar kita

- Orang yang mau menopang tubuh kita di saat kita lemah tak berdaya apa-apa.

- Orang yang mau membantu kita di saat orang lain menjauhi kita.

( Teman sedapur, sekasur, sesumur)

10. AMALAN HIDUP :

- ISTI’ANAH 1/5, 2/153

- ISTIQOMAH 34/46, 2/238, 42/13, 41/6,30

- ISTITHO’AH 8/60, 64/16

11. MOTTO / SEMBOYAN HIDUP 9/111

arti hidup?

Kadang terlintas dipikiran kita, Apa sebenarnya arti hidup sesungguhnya ? Setiap manusia tentunya memilki kehidupan masing-masing. Semuanya memiliki arti hidup yang berbeda,Seperti anda dengan saya tentu berbeda tentang pengartian hidup. Berbeda manusia berbeda pula arti hidup seseorang.Setiap manusia mempunyai jalan masing-masing untuk hidup.hal inilah yang menyebabkan setiap manusia mempunyai pengartian yang berbeda. Ada
yang sadar dan ada pula yang tidak menyadari apa sebenarnya arti hidup sesunguhnya.Tidak ada yang bisa menyangkal kalau seseorang belum mengetahui akan arti hidup sesungguhnya.semuanya tentu memerlukan proses.Dalam proses inilah manusia mencari akan arti hidup sesungguhnya.
Saat manusia menemukan arti hidupnya selanjutnya manusia berpikir untuk apa arti hidup ini ? Begitu manusia menemukan untuk apa arti hidup tersebut.berarti ia telah menemukan jati diri yang sesungguhnya.Upaya pencarian arti hidup guna mencari jati diri yangsesungguhnya.Terlintas dibenak saya ketika melihat seorang kakek berjalan kaki dengan penglihatan yang kurang sempurna begitu semangatnya ia menggeluti pekerjaan sebagai penjual keliling. Rasa iba datang ketika melihat kondisi tersebut akan tetapi dibenak saya begitu terinspirasi akan pencarian arti hidup yang sesungguhnya. Untuk apa arti hidup ini sesungguhnya. Kemudian ada lagi suatu cerita ketika yang bertolak 180 derajat dari kisah seorang kakek tadi.Seseorang yang hidupnya berkecukupan, penuh dengan kesenangan tiada derita yang menghampirinya akan tetapi ia tidak mempunyai arti hidup yang sesungguhnya,Untuk arti hidupnya ? Ia sendiri tidak pernah menyadarinya. Kadang kita sering kehilangan akan arti hidup yang sesungguhnya.Tak sedikit orang yang patah semangat,putus asa dalam menjalani hidup.stres karena tak mempunyai arah dan tujuan. Betapa pentingnya dalam diri seseorang memahami akan arti hidup yang sesungguhnya.Mungkin diri kita akan terasa goyang saat diterpa musibah.Kehilangan akan sesuatu ataupun lainnya yang menyebabkan diri terombang-ambing dalam kehidupan.Seandainya kita benar-benar memahami arti hidup tentu kita akan benar-benar tegar dalam menghadapi setiap gejolak kehidupan.Sebagai manusia yang beragama tentunya kita mempunyai sandaran hidup akan keyakinan kita terhadap tuhan. Kita bisa menemukan arti hidup sesungguhnya lewat agama yang kita anut.Kita terus berpikir dan mencari sampai pada titik yang mempertemukan antara diri dengan tuhan. Dengan begitu kita akan sadar sejauh mana kita mengartikan hidup ini.
Dan pada akhirnya tinggal kita sendiri yang menyimpulkan Apa arti hidup ini ? Untuk Apa ? Dan Akan Kemana arti hidup tersebut ? mungkin kita sebagai manusia akan terus berpikir dan mencari. Maka sempatkanlah diri anda untuk berpikir dan terus mencari Arti hidup ini. Kita boleh berbeda akan pengartian arti hidup ini akan tetapi kita jangan pernah sama-sama terjerumus kedalam gejolak kehidupan yang akan menyesatkan diri kita sendiri.

Perjalanan Hidup

Dalam suatu perjalanan hidup, cita-cita terbesar adalah menuju kesempurnaan. Ada kalanya kita mesti berjuang, serta belajar menyingkap segala rahasia kehidupan.
Perjalanan menuju kesempurnaan adalah proses yang menentukan setiap tapak langkah kita. Setiap hembusan nafas, detik jantung, dari siang menuju malam. Semua menuju titik yang sama, kesempurnaan.
Setiap insan mempunyai hak yang sama atas waktu. Tidak ada seorangpun melebihi dari yang lain. Namun tak jarang setiap kita berbeda dalam menentukan sikapnya. Ada yang berjuang untuk melaluinya dengan membunuh waktu. Tidak pula sedikit yang merasakan sempitnya kesempatan yang dia ada.
Apa rahsia terbesar dalam hidup ini? Melewati hari ini dengan penuh makna. Makna tentang cinta, ilmu, dan iman. Dengan cinta hidup menjadi indah. Dengan ilmu hidup menjadi mudah. Dan dengan iman hidup menjadi terarah.

Friday, February 25, 2011

SYUKUR DAN SABAR SIKAP TERBAIK DALAM MENJALANI HIDUP

Dalam mengarungi hidup, kita sering menghadapi persoalan, baik yang kecil maupun yang besar. Sesungguhnya, persoalan mendasar dari masalah hidup itu adalah cara kita memandang problematika hidup. Islam dengan segala ajarannya yang luhur sudah mengajarkan kita dua hal yaitu syukur dan sabar.
Tentang hal ini rasulullah bersabda : Dari Abi yahya Shuhaib bin Sinan RA. Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya menakjubkan keadaan orang mu’min, karena segala urusannya sangat baik baginya, dan itu tidak akan terjadi kecuali bagi orang mu’min. Bila ia memperoleh kesenangan, ia bersyukur, yang demikian itu baik baginya. Dan bila ia tertimpa kesusahan ia juga bersabar, yang demikian itupun baik baginya”.
Syarah Hadits
Hadits diatas diriwayatkan Imam Muslim dalam kitab Zuhud Bab Urusan Orang Mu’min Semuanya Baik. Sanad hadits ini disandarkan kepada Abu Yahya Shuhaib bin Sinan RA. Ia digelari Abu Yahya oleh Rasulullah SAW. Konon ia juga bergelar Ar-Rumi, tentang ini ada yang mengatakan ia menjadi budak milik orang romawi sejak kecil, ia kemudian dibeli oleh Abdullah bin Jad’an, lalu dimerdekakan. Ada juga yang mengatakan Shuhaib ini lari dari Romawi saat ia dewasa. Ia kemudian dating ke kota Mekkah, bertemu Abdullah bin Jad’an dan mengikutinya. Ia masuk Islam ketika Rasulullah belum lama diangkat menjadi nabi dan Rasul, sehingga ia termasuk orang yang mula-mula masuk islam (as-shabiqunal awwalun). Shuhaib meriwayatkan 30 hadits dari Rasulullah. Ia wafat di madinah dalam usia 73 tahun pada tahun 38 atau 39 H dan dimakamkan di madinah.
Hadits ini mengandung beberapa pelajaran. Pertama, setiap orang yang mengaku beriman harus menyakini bahwa iman sempurna yang dipegangteguh olehnya berdampak kebaikan pada setiap gerak dan langkahnya. Ketika mendapatkan kebaikan yang membuatnya senang, ia pandai mensyukurinya. Dengan mengucapkan Al-hamdulillah dan bersyukur dengan segenap hati, kemudian bersyukur dengan menggunakan seluruh anggota tubuh, berbagi dengan orang lain dan bersyukur dengan ketaatan kepada Allah dan Rasul_Nya.
“Barang siapa bersyukur, sesungguhnya syukurnya itu untuk dirinya sendiri” (Q.S. An-Naml : 40).
Begitu juga ketika ditimpa kesusahan, ia menyikapinya dengan sabar. Sabar yang terbaik adalah, saat kesusahan itu tiba dan menghenyakkan batin serta perasaannya, ia menyikapinya dengan sabar. Rasul pernah bersabda “Sesungguhnya sabar itu adalah saat hentakan pertama.” Suatu ketika sayyidina Ali bertempur dalam duel yang hebat, orag kafir yang dilawannya terdesak dan terjatuh, sayyidina Ali berkesempatan menghabisinya. Saat ia mengulurkan pedangnya kearah musuh, orang kafir itu meludahinya. Ternyata bukannya marah sayyidina Ali malah mengurungkan niatnya dan bersabar. Beliau khawatir jihadnya jadi tidak bermakna apa-apa, karena terdorong rasa kesal dan amarah.akibat diludahi.
Itulah karakter orang mu’min yang sempurna, ia mampu menunjukan sikap sabar meskipun menghadapi situasi yang sangat menyakitkan dirinya.
“Bersabarlah dengan kesabaran yang baik (Q.S. Al-Ma’arij : 5)
begitulah syukur dan sabar yang baik, yang memberikan kebaikan dunia dan akhirat

Thursday, February 24, 2011

selamat datang

manusia adalah makhluk yang sempurna,dan karena itulah kita di tuntut untuk dapat memanfaatkan kesempurnaan kita.