Saturday, February 26, 2011

Tentang Hidup

“Laa Yu’minuu ahadukum hatta yakuunu hawaahu
tab’an lima ji’tu bihi”.

(“Tidak beriman seorang diantara kamu sebelum hawa nafsunya tunduk kepada apa yang aku bawa dengannya (Al-Qur’an) & (As-sunnah”). (Alhadits)


I. PENGERTIAN HIDUP :

1. Hidup adalah tahapan perjalanan/ terminal 2/28

2. Hidup adalah Ujian 21/35

3. Hidup adalah pertanggungan jawab 75/36


II. HIDUP ANDA DIBENTUK OLEH PIKIRAN ANDA 9/98-99


III. MAKSUD DAN TUJUAN HIDUP.

Setiap orang, sekali waktu dalam kehidupan ini, pasti pernah mempertanyakan dalam dirinya tentang dari mana ia berasal, akan kemana, dan apa tujuan sebenarnya dari kehidupan ini. Oleh sebab itu satu-satunya cara adalah mengubah pola pikir manusia itu sendiri dengan memberikan penjelasan tentang pemikiran yang menyeluruh tentang alam semesta, manusia dan kehidupan (di dunia dan akhirat). Penjelasan ini hanya di dapat didalam Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia.

Pada saat Alloh menciptakan manusia, Ia tidak pernah meminta pendapat kita, apa perlu penciptaan itu atau tidak. Artinya Alloh Maha Berkehendak. Dia telah memiliki tujuan yang mutlak berkenaan dengan penciptaan manusia.

Jadi, sekiranya kita yang dilahirkan ke bumi ini mencari dan menciptakan tujuan hidup sendiri, berarti kita telah mengkhianati Alloh yang menciptakan kita. Tujuan hidup yang harus dicapai manusia adalah tujuan yang telah ditetapkan Alloh. Ada nggak manusia yang usul agar dirinya diciptakan Alloh karena ia mempunyai cita-cita yang hendak dicapainya di dunia ini ? tidak ada.
Dua pokok masalah yang penting yaitu :

1. Apa yang dimaksud dengan ‘Tujuan”?

2. Apakah “Kehidupan”?

TUJUAN adalah sesuatu yang ingin dicapai manusia sesuai dengan fitrah dan keinginan-keinginan manusia.

Sedangkan KEHIDUPAN menurut pandangan Al-Qur’an :

“Dan berilah perumpamaan kepada mereka (manusia) kehidupan dunia adalah sebagai air hujan yang Kami turunkan dari langit, maka menjadi subur karenanya tumbuh-tumbuhan di muka bumi, kemudian tumbuh-tumbuhan itu menjadi kering yang diterbangkan oleh angin. Dan adalah Alloh Maha Kuasa atas segala sesuatu”. (Qs.18/45 dan 10/24).

Dari ayat-ayat tersebut diatas seolah-olah Sang Pencipta mengatakan :

“HIDUP ADALAH FENOMENA KEILAHIAN”. Kehidupan dengan aspek alamiahnya tidak bisa membawa umat manusia kepada tujuan ideal hidup di dunia ini. Mengapa demikian? Sebabnya adalah Bahwa kehidupan ini adalah sebagai sarana untuk memasuki tahap kehidupan yang abadi.

“….supaya dia (Muhammad) memberi peringatan kepada orang-orang yang hidup (hatinya) dan supaya pastilah ketetapan (azab) terhadap orang-orang kafir”. (Qs.36/70). Mereka yang siap untuk menerima pesan para Nabi dan siap pula untuk menggunakan akal dan hati nurani, mereka inilah yang akan hidup bahagia di dunia yang diciptakan Alloh ini. Firman Alloh :

“Maka hadapkanlah wajah (tujuan hidup)mu dengan hanif kepada Ad-Dien (tetaplah atas) fitrah Alloh yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu …” (Qs.30/30).

“Dan siapakah yang lebih baik Diennya daripada orang-orang yang ikhlas menyerahkan (tujuan hidup)nya kepada (tujuan) Alloh sedang ia mengerjakan kebaikan …. “ (Qs.4/125)

Tujuan hidup manusia adalah memeluk Dien yang hanif dan menyerahkan seluruh tujuan hidupnya kepada tujuan Alloh menciptakan manusia. Seluruh hidup manusia harus menyerahkan seluruh kehendaknya kepada kehendak Alloh. Itulah yang disebut kehidupan mencari ridho Alloh, sesuai dengan kehendak dan tujuan Alloh menciptakan manusia.

“Maka apakah mereka mencari Dien yang lain dari Dien Alloh, padahal kepada-Nyalah menyerahkan diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Alloh-lah mereka dikembalikan”. (Qs.3/83)

Bagi orang yang beriman tidak punya cita-cita lain dalam kehidupan di dunia kecuali hanya satu yaitu “Ridho Alloh”. Kenikmatan hidup yang paling hakiki terletak pada keridhoan Alloh dan itu adalah kebahagiaan sejati. Sabda Nabi s.a.w:

“Barangsiapa yang mencari keridhoan Alloh dengan kemurkaan manusia, pasti Alloh mencukupi kepadanya daripada keperluan kepada manusia dan barangsiapa mencari keridhoan manusia dengan kemurkaan Alloh pasti Alloh serahkan dia kepada manusia”. (HR.Tirmidzi).

Firman Alloh SWT :

“Dan diantara manusia ada yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhoan Alloh, dan Alloh Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya”. (Qs.2/207).

Kepuasan hidup bukan terletak pada bentuk dan wujud materi, tetapi kebahagiaan jiwa karena mendapat ridho Alloh. Sabda Rosululloh s.a.w. :

“Kaya itu bukanlah karena banyaknya harta, tetapi (hakekat) kaya itu adalah kaya (kepuasan) jiwa hati”. (HR.Bukhari-Muslim)

IV. BANGUNAN, SIFAT DAN CARA HIDUP MANUSIA :

Di dalam riwayat perjalanan manusia kita mengenal hidup manusia bermacam-macam. Menurut bangunan, sifat dan cara yang terdapat di dalamnya, maka hidup manusia dibagi menjadi 3 bagian :

1. HIDUP HISSI

Adalah hidup hanya untuk keperluan dirinya sendiri. Yang dikejar-kejar

ialah hanya kepentingan yang berkenaan dengan dirinya, dengan rumah tangganya. Kadang-kadang ia bergerak juga di medan umum tetapi bergeraknya itu hanyalah untuk keperluan diri, keperluan materi belaka. Orang yang demikian itu sesungguhnya memiliki sifat “Diam”. Bukan “Diam” karena ia tak kuasa berjalan, bukan pula “Diam” karena ia tak pandai bergerak. Tetapi ia disebut “Diam” karena tak pandai menjalankan hukum-hukum Alloh. Hidup yang demikian itu boleh diibaratkan hidup secara tumbuh-tumbuhan dan binatang, hidup dengan tidak sadar dan insaf akan arti dan harga hidupnya. Maka hidup inilah yang dinamakan “Hidup Hissy”, hidup hanya karena tak mati belaka.

2. HIDUP MA’NAWI

Hidup untuk menjalankan hukum-hukum Alloh tetapi belum mempunyai kesadaran yang cukup, belum memiliki keyakinan yang kuat dan teguh, dan belum mempunyai kepercayaan yang utuh. Ia mudah berubah,mudah digoyangkan dan dijatuhkan, mudah pula ia pindah haluan dan sikap, hanya karena ada sangkutan dengan salah satu kepentingan keduniaan belaka. Ia belum mempunyai pendirian yang kuat dan teguh.

3. HIDUP MA’ANNI

Hidup yang dipergunakan untuk melakukan amal kebaikan dan kebajikan yang sebanyak-banyaknya dan sesempurna-sempurnanya; amal yang timbul dari keyakinan yang kuat dan iman yang teguh. Amal yang dilakukannya hanya karena mengharapkan Rahmat dan Ridho Alloh SWT belaka. Dan tidak karena ataupun harapan yang diluarnya. Hidup sadar dan hidup insaf ini tak mudah tercapai kecuali dengan kemurahan dan karunia Alloh semata-mata. Lebih-lebih sukar lagi mencapai hidup yang demikian itu, karena si amil itu harus pandai menyatukan ketiga pendirian amal. (Isti’anah, istiqomah, istitho’ah). Orang yang duduk dalam kehidupan ma’anni itu, tak lagi mengenal sukar dan sulit, berat dan susah, takut dan was-was dan lain-lain yang boleh mencegah manusia bisa melakukan amal yang sempurna.

V. KENALI HIDUP ANDA

1. VISI HIDUP : 30/30, 4/125, 7/181

2. MISI HIDUP : 2/30

3. CITA-CITA HIDUP : 2/207

4. PEDOMAN HIDUP : 45/20

5. IDEOLOGI/FALSAFAH HIDUP : 2/208

6. TUGAS HIDUP : 51/56

7. TAULADAN HIDUP : 33/21

Muhammad Rosulullah, sebagai :

a. Manusia biasa yang digelari Al-Amin

b. Pedagang yang menjalankan bisnis

c. Suami teladan

d. Bapak/orangtua teladan

e. Panglima perang

f. Kepala Negara

g. dll

8. PIMPINAN/LOYALITAS HIDUP : 5/55, 4/59

Alloh / Al-Qur’an

Rosul / As-Sunnah

Ulil Amri / Nizhom

9. TEMAN HIDUP : 25/27-28 , 6/71-72 ,9/16

-Orang yang mau mendengar kita disaat tak ada lagi orang yang mau mendengar kita

- Orang yang mau menopang tubuh kita di saat kita lemah tak berdaya apa-apa.

- Orang yang mau membantu kita di saat orang lain menjauhi kita.

( Teman sedapur, sekasur, sesumur)

10. AMALAN HIDUP :

- ISTI’ANAH 1/5, 2/153

- ISTIQOMAH 34/46, 2/238, 42/13, 41/6,30

- ISTITHO’AH 8/60, 64/16

11. MOTTO / SEMBOYAN HIDUP 9/111

arti hidup?

Kadang terlintas dipikiran kita, Apa sebenarnya arti hidup sesungguhnya ? Setiap manusia tentunya memilki kehidupan masing-masing. Semuanya memiliki arti hidup yang berbeda,Seperti anda dengan saya tentu berbeda tentang pengartian hidup. Berbeda manusia berbeda pula arti hidup seseorang.Setiap manusia mempunyai jalan masing-masing untuk hidup.hal inilah yang menyebabkan setiap manusia mempunyai pengartian yang berbeda. Ada
yang sadar dan ada pula yang tidak menyadari apa sebenarnya arti hidup sesunguhnya.Tidak ada yang bisa menyangkal kalau seseorang belum mengetahui akan arti hidup sesungguhnya.semuanya tentu memerlukan proses.Dalam proses inilah manusia mencari akan arti hidup sesungguhnya.
Saat manusia menemukan arti hidupnya selanjutnya manusia berpikir untuk apa arti hidup ini ? Begitu manusia menemukan untuk apa arti hidup tersebut.berarti ia telah menemukan jati diri yang sesungguhnya.Upaya pencarian arti hidup guna mencari jati diri yangsesungguhnya.Terlintas dibenak saya ketika melihat seorang kakek berjalan kaki dengan penglihatan yang kurang sempurna begitu semangatnya ia menggeluti pekerjaan sebagai penjual keliling. Rasa iba datang ketika melihat kondisi tersebut akan tetapi dibenak saya begitu terinspirasi akan pencarian arti hidup yang sesungguhnya. Untuk apa arti hidup ini sesungguhnya. Kemudian ada lagi suatu cerita ketika yang bertolak 180 derajat dari kisah seorang kakek tadi.Seseorang yang hidupnya berkecukupan, penuh dengan kesenangan tiada derita yang menghampirinya akan tetapi ia tidak mempunyai arti hidup yang sesungguhnya,Untuk arti hidupnya ? Ia sendiri tidak pernah menyadarinya. Kadang kita sering kehilangan akan arti hidup yang sesungguhnya.Tak sedikit orang yang patah semangat,putus asa dalam menjalani hidup.stres karena tak mempunyai arah dan tujuan. Betapa pentingnya dalam diri seseorang memahami akan arti hidup yang sesungguhnya.Mungkin diri kita akan terasa goyang saat diterpa musibah.Kehilangan akan sesuatu ataupun lainnya yang menyebabkan diri terombang-ambing dalam kehidupan.Seandainya kita benar-benar memahami arti hidup tentu kita akan benar-benar tegar dalam menghadapi setiap gejolak kehidupan.Sebagai manusia yang beragama tentunya kita mempunyai sandaran hidup akan keyakinan kita terhadap tuhan. Kita bisa menemukan arti hidup sesungguhnya lewat agama yang kita anut.Kita terus berpikir dan mencari sampai pada titik yang mempertemukan antara diri dengan tuhan. Dengan begitu kita akan sadar sejauh mana kita mengartikan hidup ini.
Dan pada akhirnya tinggal kita sendiri yang menyimpulkan Apa arti hidup ini ? Untuk Apa ? Dan Akan Kemana arti hidup tersebut ? mungkin kita sebagai manusia akan terus berpikir dan mencari. Maka sempatkanlah diri anda untuk berpikir dan terus mencari Arti hidup ini. Kita boleh berbeda akan pengartian arti hidup ini akan tetapi kita jangan pernah sama-sama terjerumus kedalam gejolak kehidupan yang akan menyesatkan diri kita sendiri.

Perjalanan Hidup

Dalam suatu perjalanan hidup, cita-cita terbesar adalah menuju kesempurnaan. Ada kalanya kita mesti berjuang, serta belajar menyingkap segala rahasia kehidupan.
Perjalanan menuju kesempurnaan adalah proses yang menentukan setiap tapak langkah kita. Setiap hembusan nafas, detik jantung, dari siang menuju malam. Semua menuju titik yang sama, kesempurnaan.
Setiap insan mempunyai hak yang sama atas waktu. Tidak ada seorangpun melebihi dari yang lain. Namun tak jarang setiap kita berbeda dalam menentukan sikapnya. Ada yang berjuang untuk melaluinya dengan membunuh waktu. Tidak pula sedikit yang merasakan sempitnya kesempatan yang dia ada.
Apa rahsia terbesar dalam hidup ini? Melewati hari ini dengan penuh makna. Makna tentang cinta, ilmu, dan iman. Dengan cinta hidup menjadi indah. Dengan ilmu hidup menjadi mudah. Dan dengan iman hidup menjadi terarah.

Friday, February 25, 2011

SYUKUR DAN SABAR SIKAP TERBAIK DALAM MENJALANI HIDUP

Dalam mengarungi hidup, kita sering menghadapi persoalan, baik yang kecil maupun yang besar. Sesungguhnya, persoalan mendasar dari masalah hidup itu adalah cara kita memandang problematika hidup. Islam dengan segala ajarannya yang luhur sudah mengajarkan kita dua hal yaitu syukur dan sabar.
Tentang hal ini rasulullah bersabda : Dari Abi yahya Shuhaib bin Sinan RA. Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya menakjubkan keadaan orang mu’min, karena segala urusannya sangat baik baginya, dan itu tidak akan terjadi kecuali bagi orang mu’min. Bila ia memperoleh kesenangan, ia bersyukur, yang demikian itu baik baginya. Dan bila ia tertimpa kesusahan ia juga bersabar, yang demikian itupun baik baginya”.
Syarah Hadits
Hadits diatas diriwayatkan Imam Muslim dalam kitab Zuhud Bab Urusan Orang Mu’min Semuanya Baik. Sanad hadits ini disandarkan kepada Abu Yahya Shuhaib bin Sinan RA. Ia digelari Abu Yahya oleh Rasulullah SAW. Konon ia juga bergelar Ar-Rumi, tentang ini ada yang mengatakan ia menjadi budak milik orang romawi sejak kecil, ia kemudian dibeli oleh Abdullah bin Jad’an, lalu dimerdekakan. Ada juga yang mengatakan Shuhaib ini lari dari Romawi saat ia dewasa. Ia kemudian dating ke kota Mekkah, bertemu Abdullah bin Jad’an dan mengikutinya. Ia masuk Islam ketika Rasulullah belum lama diangkat menjadi nabi dan Rasul, sehingga ia termasuk orang yang mula-mula masuk islam (as-shabiqunal awwalun). Shuhaib meriwayatkan 30 hadits dari Rasulullah. Ia wafat di madinah dalam usia 73 tahun pada tahun 38 atau 39 H dan dimakamkan di madinah.
Hadits ini mengandung beberapa pelajaran. Pertama, setiap orang yang mengaku beriman harus menyakini bahwa iman sempurna yang dipegangteguh olehnya berdampak kebaikan pada setiap gerak dan langkahnya. Ketika mendapatkan kebaikan yang membuatnya senang, ia pandai mensyukurinya. Dengan mengucapkan Al-hamdulillah dan bersyukur dengan segenap hati, kemudian bersyukur dengan menggunakan seluruh anggota tubuh, berbagi dengan orang lain dan bersyukur dengan ketaatan kepada Allah dan Rasul_Nya.
“Barang siapa bersyukur, sesungguhnya syukurnya itu untuk dirinya sendiri” (Q.S. An-Naml : 40).
Begitu juga ketika ditimpa kesusahan, ia menyikapinya dengan sabar. Sabar yang terbaik adalah, saat kesusahan itu tiba dan menghenyakkan batin serta perasaannya, ia menyikapinya dengan sabar. Rasul pernah bersabda “Sesungguhnya sabar itu adalah saat hentakan pertama.” Suatu ketika sayyidina Ali bertempur dalam duel yang hebat, orag kafir yang dilawannya terdesak dan terjatuh, sayyidina Ali berkesempatan menghabisinya. Saat ia mengulurkan pedangnya kearah musuh, orang kafir itu meludahinya. Ternyata bukannya marah sayyidina Ali malah mengurungkan niatnya dan bersabar. Beliau khawatir jihadnya jadi tidak bermakna apa-apa, karena terdorong rasa kesal dan amarah.akibat diludahi.
Itulah karakter orang mu’min yang sempurna, ia mampu menunjukan sikap sabar meskipun menghadapi situasi yang sangat menyakitkan dirinya.
“Bersabarlah dengan kesabaran yang baik (Q.S. Al-Ma’arij : 5)
begitulah syukur dan sabar yang baik, yang memberikan kebaikan dunia dan akhirat

Thursday, February 24, 2011

selamat datang

manusia adalah makhluk yang sempurna,dan karena itulah kita di tuntut untuk dapat memanfaatkan kesempurnaan kita.